Kamis, 14 April 2016

rekaptulasi niali ujain

rekaptulasi niali ujain


URUT NAMA SISWAFIKIHBahasa ArabBahasa IndonesiaKertakesPenjaskesBahasa InggrisMulok WajibKomputerJumlahRata-rataKeterangan
1ARMAN7,58,08,07,58,57,89,07,8


2DADAN7,58,58,58,08,07,89,07,8


3DUDI SUPRIADI7,87,58,08,58,07,89,57,8


4GUNAWAN SAPUTRA7,67,88,58,58,57,89,08,0


5DIMAS ASAMARA7,58,07,88,58,57,59,58,5


6IMAN SUPARMA7,58,08,58,08,07,89,08,0


7SASRUL KHAN7,88,08,08,08,57,58,57,5


8EMILIA CONTESA7,67,58,58,08,57,58,57,8



Nilai Terendah











Nilai Tertinggi




Yayasan pendidikan bangsa



YAYASAN PENDIDIKAN BANGSA
SMK TEKNOLOGI INFORMASI INDRAMAYU
Jalan pantura No.15 Indramayu Jawa Barat
NO               : 034/SMK-TI/VII/2012
Lampiran    : 1lembar
Perihal        :pemberitahuan Study Bandina
                     Kepada yth
                     Bapak/ Ibu Orangtua/wali siswa
                     Di
                     Tempat

     AssalamualaikumWr  Wb Wb
                                                                                                                    Sehubungan dengan akan diadakannya stady Badingan ke Gedung puspa IPTEK Bandung yang akan dilaksanakan pada:
Hari                              : Minggu
Tanggal                        :22 april 2012
Tempat berangkat     :Halaman Sekolah
Waktu Berangkat       :pkl 06.00 WIB
Biaya                             :RP. 200.000
Mengingat pentingnya acara tersebut, maka dengan ini kami mengharapkan kepada pada orang tua untuk mengikutsertakan putra/ putri ibu dalam acara tersebut di atas .
Demikian surat pemberitahuan ini kami sampaikan,atas perhatiannya kami haturkan terima kasih .
Indramayu,12 april 2012
                                                                    Kepala sekolah 
Drs.SUGENG PANGESTU,MM

Selasa, 12 April 2016

Adaptasi morfologi terhadap jenis makanan

1. Adaptasi morfologi terhadap jenis makanan :

Adaptasi morfologi pada makhluk hidup terjadi disebabkan adanya perbedaan mengenai cara mengambil dan juga memperoleh makanan, serta perbedaan jenis makanan. Beberapa conoto adaptasi morfologi terhadap jenis makanan sebagai berikut :
  • Bentuk paruh dan kaki pada burung : beberapa bentuk adaptasi pada paruh dan kaki pada burung adalah sebagai berikut :
    • Bebek memiliki paruh yang berbentuk sudu atau dayung yang digunakannya untuk mencari makanan di lumpur
    • Burung pipit memiliki paruh yang berbentuk pendek dan kuat yang digunakannya untuk mematuk makanannya yang berupa biji-bijian.
    • Burung elang mempunyai paruh yang berbentuk runcing dan agak panjang. Paruh dengan bentuk seperti ini digunakan burung elang untuk mengoyak makanannya yang berupa daging.
    • Lanjut ke bentuk paruh pada ayam, yang mana paruh ayam berbentuk kecil dan runcing yang digunakannya untuk mematuk biji-bijian maupun hewan-hewan kecil atau serangga.
    • Burung kolibri mempunyai paruh dengan bentuk yang kecil, runcing, dan panjang. Paruhnya berfungsi untuk menghisap nektar pada bunga.
    • Burung pelikan memiliki paruh yang berukuran besar dan pada bagian bawah paruhnya memiliki struktur menyerupai kantong. Paruh burung pelikan ini digunakannya untuk memakan ikan.
    • Burung pelatuk memiliki kontruksi paruh yang begitu kuat dan runcing. Paruhnya berfungsi untuk mematuk kayu pohon dan menangkap serangga untuk dimakan.
    • Bebek memiliki kaki yang terdapat selaput renang. Selaput ini terletak pada celah jari kakinya. Bebeb menggunakan kaki berselaput ini untuk berjalan di atas lumpur dan memudahkan saat berenang di air.
    • Burung pipit mempunyai jari-jari yang panjang, terletak dalam satu bidang datar, dan ini digunakan oleh burung pipit untuk hinggap pada ranting-ranting pohon.
    • Burung elang mempunyai kaki yang pendek, bercakar tajam. Kaki yang semacam ini digunakan oleh burung elang untuk mencengkeram mangsanya.
    • Burung kakatua mempunyai kaki dengan dua jari yang mengarah ke depan dan dua jari di belakang. Dengan kaki yang seperti ini, maka akan mempermudah burung kakatua untuk memanjat pohon.
    • Ayam mempunyai kaki yang panjang dan tegak. Kaki yang panjang dan tegak ini digunakan oleh ayam untuk berjalan di darat dan untuk mengais makanan di tanah.
    • Hampir sama dengan burung kakatua, kaki burung pelatuk juga memiliki dua jari yang mengarah ke depan dan dua jari ke belakang. Ini juga digunakan untuk memanjat.

Pengertian Adaptasi Morfologi Dan Contohnya Ringkasan Terjelas

Pengertian Adaptasi Morfologi Dan Contohnya Ringkasan Terjelas

Berikut ini pengertian adaptasi morfologi dan contohnya – Pada kesempatan sebelumnya kami telah memberikan penjelasan tentang adaptasi secara umum, lalu pada kesempatan kali ini kami akan memberikan penjelasan tentang definisi adaptasi morfologi beserta beberapa contohnya, berikut ini penjelasannya:
A. Penjelasan tentang adaptasi morfologi
Yang dimaksud dengan adaptasi morfologi adalah cara makhluk hidup menyesuaikan bentuk tubuh terhadap lingkungannya, dengan tujuan untuk bertahan hidup. Atau dapat juga diartikan sebagai cara penyesuaian bentuk tubuh dan alat-alat tubuh organisme terhadap lingkungannya. Adaptasi jenis ini cukup mudah untuk diamati karena terjadi hanya pada bagian luar tubuh makhluk hidup saja.
B. Contoh adaptasi morfologi
1. Pada hewan
Bentuk gigi pada hewan berbeda-beda. Misalnya seperti hewan pemakan daging (karnivora) umumnya memiliki empat gigi taring yang cukup besar serta runcing yang digunakan untuk menangkap mangsanya, lalu memiliki gigi graham dengan ujungnya yang tajam digunakan untuk memotong atau mencabik-cabik daging hewan yang dimangsanya.
Cara burung beradaptasi dengan lingkungannya.
Cara burung beradaptasi dengan lingkungannya.
Bentuk paruh dan kaki pada burung yang berbeda-beda. Misalnya seperti burung pipit dan burung elang. Burung pipit bentuk paruhnya pendek dan kuat yang digunakan untuk memakan biji-bijian, lalu jari-jari kakinya panjang dan telapak kakinya yang datar digunakan untuk hinggap di dahan atau ranting pohon. Sedangkan Burung elang memiliki paruh yang agak melengkung kebawah, tajam dan rahang yang kuat digunakan untuk mencabik-cabik daging mangsanya. Sedangkan kakinya yang pendek dan bercakar digunakan untuk mencengkram mangsanya supaya tidak terlepas.
Bentuk mulut pada serangga yang berbeda-beda. Misalnya seperti kupu-kupu yang memiliki mulut penghisap yang bentuknya panjang seperti belalai, sehingga kupu-kupu dapat menghisap nektar yang terdapat pada bunga. Lalu mulut penusuk dan penghisap seperti nyamuk yang bentuknya panjang dan tajam, digunakan untuk menghisap darah manusia dan hewan. Ada juga serangga yang memiliki mulut penjilat misalnya seperti lalat dan serangga yang memiliki mulut penggigit misalnya seperti jangkrik dan belalang.
2. Pada Tumbuhan
Tempat hidup  tumbuhan umumnya berbeda-beda, ada yang di tempat kering, ber air dan lembab. Jadi tumbuhan akan melakukan adaptasi yang berbeda-beda sesuai dengan tempat hidupnya. Dan berikut dibawah ini beberapa contoh adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan sesuai tempat hidupnya:
Kaktus bentuk daunnya duri karena tumbuh dan hidup di tempat kering. Kaktus memiliki akar yang panjang digunakan untuk mencari air di dalam tanah. Kaktus disebut tumbuhan Xerofit karena hidup dan tumbuh di tempat kering dan tandus.
Bunga teratai yang tumbuh dan hidup di air, beradaptasi dengan cara daunnya yang tipis dan lebar sehingga dapat terapung di air. Adapun tumbuhan eceng gontok yang sama seperti teratai dapat hidup di air, beradaptasi dengan cara memiliki akar banayak yang fungsinya supaya tidak terbalik saat di air. Bunga teratai dan eceng gondok disebut dengan tumbuhan Hidrofit karena hidup di air.
Adapun tumbuhan paku atau lumut yang tumbuh dan hidup di tempat lembab. Karena hidup di daerah yang lembab maka tumbuhan paku dan lumut disebut dengan tumbuhan Higrofit.
Demikian ringkasan tentang pengertian adaptasi morfologi. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan kamu dan mohon maaf jika terdapat kesalahan maupun kekurangan, sekian dan terimakasih…

Pengertian ekosistem

Ekosistem

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ekosistem padang rumput adalah contoh ekosistem terestrial
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidupdengan lingkungannya.[1] Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.[1]
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.[1] Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.[1]
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.[2]Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.[2] Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan".[2]Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda denganplanet lain dalam tata surya.[2]

Gambar Danau

gambar ekosistem di alam

Gambar Alam

Teori Pembentukan Tata Surya

Teori Pembentukannya dan Asal-Usulnya

Banyak hipotesis tentang asal usul tata surya dan teori-teori pembentuka tata surya menurut yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut...  

1. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Nebula
Teori nebula menyebutkan bahwa pada awalnya tata surya berupa kabut raksasa yang mana kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula dan unsur gas yang sebagian besar adalah hidrogen. Akibat dari gaya gravitasinya membuat kabut menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari tersebut berputar, menyusur, dan semakin cepat membuat cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Dari gaya gravitasi, membuat gas-gas memadat seiring dengan penurunan suhunya membuat terbentuknya planet dalam dan planet luar. Menurut Laplace bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Mengenai teori nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) pada tahun 1734 disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) di tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplacesecara independen di tahun 1796 sehingga mengapa hipotesis ini lebih dikenal dengan sebutan Hipotesis Nebula Kant-Laplace.

2. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Planetisimal 
Teori planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk dari adanya bintang yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut membuat tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari.
Dari efek gravitasi bintang membuat terbentuk dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Sedangkan bagian besar dari materi tertarik kembali, dan sebagian lainnya akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda yang berukuran kecil yang disebut dengan planetisimal dan bagi beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut kemudian bertabrakan dari waktu-ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sedangkan untuk sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

3. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Pasang Surut Bintang
Berdasarkan teori pembentukan tata surya dalam hipotesisi pasang surut bintang bahwa planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaannya hampir dalam keadaan bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bversama mereka, kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun hal ini dibantah oleh astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan mengenai hal itu tidak mungkin terjadi, begitupun menurut astronom Henry Norris Russell. Hipotesisi pasang surut pertama kali ditemukan oleh James Jeans pada tahun 1917.



4. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Bintang Kembar

Menurut teori pembentukan tata surya pada hipotesis bintang kembar yang berisi bahwa dahulu tata surya kita terdiri dari dua bintang yang memiliki ukuran yang hampir sama ukurannya dan berdekatan dimana salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan tersebut terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinya menurut Fred Hoyle (1915-2001) di tahun 1959 sebagai penemu hipotesisi bintang kembar.



5. Teori Pembentukan Tata Surya Pada Hipotesis Proto Planet (Awan Debu) 
Teori pembentukan tata surya pada hipotesisi proto planet dikemukakan oleh Carl Van Wezsaecker, G.P. Kuipper dan Subrahmanyan Chandrasekar. Teori hipotesisi planet terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu dimana terdapat gumpalan awan dan deb yang bertebaran di angkasa. Selama kurang lebih 5.000 juta tahun yang lali, salah satu awan gas tersebut mengalami pemantapan. Pada proses pemantapan tersebut partikel-partikel tertarik ke pusat awan dan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin.

Selanjutnya gumpalan bola gas tersebut memipih berbentuk cakram. Partikel-artikel di bagian tengah cakram kemudian saling menekam sehingga menimbulkan panas dan menjadi berpijar (matahari). Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat sehingga tercepah menjadi gumpalan-gumpalan kecil. Gumpalan kecil berpilin juga akan mengalami pembekuan dan menjadi planet serta satelit.